MORBIDDUSTMORBIDDUST was arising in middle 1990 in Semarang, Central Java, Indonesia. First Formed by Dodi Cimplink Demon (Guitar/ Voc), Didi Complonk Demon (Bass Guitar) and Nunuk (Drum). Second formed Cimplink (Guitar/ Voc), Complonk (Guitar), Yuli (Bass) and Ari Keeling (Drum). Morbiddust played cover songs from Terrorizer, Kreator, Slayer, Napalm Death, Entombed. For a few years morbiddust invaded metal scene and then they’re decided to fuck up the band ‘coz they had to continue their school. They’re stay at 1st grade of Junior High School.
After more less 15 years vacuum, Dodi Cimplink Demon and Didi Complonk Demon decide to reform Morbiddust. So Daemon ‘kancil’ Bj and AdhiSalvo from PATHETIC join to complete the band.December 2004, Morbiddust back from the dead with new performance. Present line up; Guitars on Dodi ‘Cimplink’ Demon and Didi ‘Complonk’ Demon, Bass on AdhiSalvo and Daemon ‘KancilLotti’ Bj as the Unholy Mbacother. We’re still use Bangkit The Deranged Wheels from Scare Monger and Yossy "Too Tall" join to blasting the snare at july '08.Death Metal has chosen for our faith. We’ve played cover songs from Suffocation, Cryptopsy, Dying Fetus, Deicide,Malevolent Creation at first.Some gigs had fucked In or Out city of Semarang. Many gigs passed with more and less in performs. Learning from kicking cover song ass experiences, Morbiddust decide to butcher their own songs.
Mid 2006, Morbiddust promo/demo out with title “…And The Worst Friends And Enemy Is But DEATH!!!”. This demo/promo spreaded free to label, zine, and friends.Positive response!. One of Most Brutal Indonesian Death Metal local label, Rottrevore Jakarta interesting to recruit Morbiddust into their Alliance of war when they’re receive the Demo’s. Early 2007 Morbiddust signed with Rottrevore Recs for next deadly troop. Full length debut album come out in July 2008.
“War Are Forever” titled for the 1st debut full-length album. Contain 11 songs. Completely arrangement between technique, harmoniy, brutality, with some old and new school sound. Grinding 1/32 intense.Neverending insane fuckin growling. A thousands years anger blasted in this album. Soul of the song is absolutely caught!Talking about War, Army, shoots with different sight from their own self opinions.Patriotism, Zionism, death, veteran, soldiers, liberty, defeat, victims etc for lyrics theme. Feel the Anger, Sorrow, pity, many senses will kill you. No damned compromise full length fucking album.
Extreme Progressive Death Metal, We called our music. Morbiddust absolutely loyal in Death metal Age for their creativity! 1/32 & Growls rulez…!!!Prepare yourself for our invasion, be ware for the bullets! We’ll make damn you fucking bloody weeping!!!Anyone who interesting please don't hesitate to ctc us. We need ur help to spread our bullets.
Album
MORBIDDUST Cd
"War Are forever" Out Now
Current mood:Death Metal
Category: Music
"War Are Forever" titled for the 1st debut full-length album. Contain 11 songs. Completely arrangement between technique, harmoniy, brutality, with some old and new school sound. Grinding 1/32 intense. Neverending insane fuckin growling. A thousands years anger blasted in this album. Soul of the song is absolutely caught! Talking about War, Army, shoots with different sight from their own self opinions. Patriotism, Zionism, death, veteran, soldiers, liberty, defeat, victims etc for lyrics theme. Feel the Anger, Sorrow, pity, many senses will kill you. No damned compromise full length fucking album. Extreme Progressive Death Metal, We called our music. Morbiddust absolutely loyal in Death metal Age for their creativity! 1/32 & Growls rulez…!!! Prepare yourself for our invasion, be ware for the bullets! We'll make damn you fucking bloody weeping!!!
For Further Information / order contct :
Rottrevore - www.rottrevorerecords.com www.myspace.com/rottrevore_recs
MORBIDDUST - www.myspace.com/morbiddust401
- morbiddust_4k@yahoo.co.uk
-walking-corpse@hotmail.com
phone : 62.81.5651.9961
KEEP SURVIVE & STRUGGLE! DEATH METAL RULEZ!
"War Are forever" Out Now
Current mood:Death Metal
Category: Music
"War Are Forever" titled for the 1st debut full-length album. Contain 11 songs. Completely arrangement between technique, harmoniy, brutality, with some old and new school sound. Grinding 1/32 intense. Neverending insane fuckin growling. A thousands years anger blasted in this album. Soul of the song is absolutely caught! Talking about War, Army, shoots with different sight from their own self opinions. Patriotism, Zionism, death, veteran, soldiers, liberty, defeat, victims etc for lyrics theme. Feel the Anger, Sorrow, pity, many senses will kill you. No damned compromise full length fucking album. Extreme Progressive Death Metal, We called our music. Morbiddust absolutely loyal in Death metal Age for their creativity! 1/32 & Growls rulez…!!! Prepare yourself for our invasion, be ware for the bullets! We'll make damn you fucking bloody weeping!!!
For Further Information / order contct :
Rottrevore - www.rottrevorerecords.com www.myspace.com/rottrevore_recs
MORBIDDUST - www.myspace.com/morbiddust401
- morbiddust_4k@yahoo.co.uk
-walking-corpse@hotmail.com
phone : 62.81.5651.9961
KEEP SURVIVE & STRUGGLE! DEATH METAL RULEZ!
Review
Review MORBIDDUST Launching Album WAR ARE FOREVER (published at Radar Jogja - 2008)
Category: Music
Aku Bolomu Loh, Kikuukk…Kikuukk…!
Diam-diam, mereka menyiapkan amunisi untuk bangkit dari 10 tahun masa stagnansi. Terlalu lama dan terkesan 'tenggelam', wajar jika nyaris separuh isi Gedung Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang, Sabtu (12/7) silam, datang dengan dilandasi rasa penasaran. Siapa mereka?
Adalah Morbiddust yang tengah punya gawe malam itu. Dengan line up si kembar Doddy "Cimplink" – Diddy "Complonk" (gitar), Adi Shalvo (bas), Kancil (vokal) dan Yossy (drum), rasa penasaran itu akhirnya terbayar tunai.
Morbiddust adalah satu dari segelintir potensi daerah yang nyaris tak terdeteksi. Tumbuh dan dibesarkan komunitas indie setempat, Scattered Brains Society (SBS), tak banyak informasi yang dapat direngkuh demi mengikuti perjalanan karir mereka, kecuali dari komunitas itu sendiri.
Kelak, mengulik eksistensi Morbiddust dan SBS menjadi satu tantangan tersendiri bagi Indiekasi Radar Jogja. Sebagai catatan singkat, SBS yang diketuai Reza "Kakek" vokalis Scare Monger ini merupakan regenerasi komunitas musik rock, WARS (Wadah Artis Rock Semarang). Sebuah organisasi independent yang didirikan tahun 1996 silam.
Komunitas lokal ini, sukses 'merilis' grup band death metal sangar asal Semarang, macam Syndrome dan Radical Corps. Dan Morbiddust adalah salah satu cetakan komunitas ini.
Dengan kata lain, membedah Morbiddust, tak cukup hanya dengan menyaksikan penampilan mereka malam itu. Atas nama eksistensi, event perayaan launching album perdana Morbiddust, adalah skor telak bagi penggila musik cadas di sekitaran Jawa Tengah.
Album "War are Forever" rilisan Rottrevore Records Jakarta itu, tak hanya sekedar emblem berbau provokasi tanpa isi. Mungkin lebih tepat jika dikatakan sebagai jawaban tepat, atas ribuan pertanyaan seputar eksistensi scene underground Semarang.
Setidaknya itulah yang ingin disampaikan Kancil kepada Indiekasi Radar Jogja, ketika ditemui di lokasi sebelum acara itu di mulai.
Pun ketika persoalan regenerasi itu disinggung, terkait dengan nama SBS yang di kotanya sendiri seolah bagai hantu, nyata atau tidak. Namun jawabannya baru diperoleh Indiekasi Radar Jogja ketika event prestisius itu di buka tepat pukul 19.15 WIB.
"Eventnya bagus, tapi saya kurang tahu siapa Morbiddust, makanya saya penasaran. Saya baru sekali melihat performance mereka beberapa bulan lalu," kata Mahdi, scenester setempat.
Tapi itu tak menjadi soal. Toh, malam itu SBS melalui Morbiddust berhasil menggempur pesimisme yang seolah menjadi bola besi berat yang diikatkan di kaki.
"Sebenarnya kami tidak begitu ambil pusing soal eksistensi, kami (SBS, red) adalah pengamat dan pemikir. Toh cuma masalah waktu saja sampai mata mereka terbuka dan melihat potensi kami," katanya.
Secara keseluruhan, event yang menelan dana swadaya senilai Rp 5 juta itu berjalan lumayan menarik. Sementara gambaran performa Morbiddust, ada pada tiga kata : njawani, menghibur dan santai. Semua tentu terletak pada pembawaan Kancil, vokalis yang terkenal dengan jargonnya : Aku bolomu looohhh, kikuukk..kkiikkkuukk...!
Putrefaction, Scare Monger dan Inpain yang tampil di pertengahan acara, cukup membantu mengangkat mood penonton, apalagi grup band yang ditempatkan di awal acara tampak kedodoran mengimbangi atmosfir yang terbentuk.
Sayang, acara itu kurang mendapat respon dari media lokal setempat. Terbukti hanya beberapa wartawan dari luar kota yang datang dan meliput acara itu. Namun sekali lagi, dasar anak Morbiddust yang legowo, maka tak adanya dukungan dari media setempat tak mematahkan semangat mereka.
"Yang penting kami akan terus berkarya," tukas Kancil. Well, selamat untuk Morbiddust! (cw2)
(published at Radar Jogja - 2008)
Aku Bolomu Loh, Kikuukk…Kikuukk…!
Diam-diam, mereka menyiapkan amunisi untuk bangkit dari 10 tahun masa stagnansi. Terlalu lama dan terkesan 'tenggelam', wajar jika nyaris separuh isi Gedung Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang, Sabtu (12/7) silam, datang dengan dilandasi rasa penasaran. Siapa mereka?
Adalah Morbiddust yang tengah punya gawe malam itu. Dengan line up si kembar Doddy "Cimplink" – Diddy "Complonk" (gitar), Adi Shalvo (bas), Kancil (vokal) dan Yossy (drum), rasa penasaran itu akhirnya terbayar tunai.
Morbiddust adalah satu dari segelintir potensi daerah yang nyaris tak terdeteksi. Tumbuh dan dibesarkan komunitas indie setempat, Scattered Brains Society (SBS), tak banyak informasi yang dapat direngkuh demi mengikuti perjalanan karir mereka, kecuali dari komunitas itu sendiri.
Kelak, mengulik eksistensi Morbiddust dan SBS menjadi satu tantangan tersendiri bagi Indiekasi Radar Jogja. Sebagai catatan singkat, SBS yang diketuai Reza "Kakek" vokalis Scare Monger ini merupakan regenerasi komunitas musik rock, WARS (Wadah Artis Rock Semarang). Sebuah organisasi independent yang didirikan tahun 1996 silam.
Komunitas lokal ini, sukses 'merilis' grup band death metal sangar asal Semarang, macam Syndrome dan Radical Corps. Dan Morbiddust adalah salah satu cetakan komunitas ini.
Dengan kata lain, membedah Morbiddust, tak cukup hanya dengan menyaksikan penampilan mereka malam itu. Atas nama eksistensi, event perayaan launching album perdana Morbiddust, adalah skor telak bagi penggila musik cadas di sekitaran Jawa Tengah.
Album "War are Forever" rilisan Rottrevore Records Jakarta itu, tak hanya sekedar emblem berbau provokasi tanpa isi. Mungkin lebih tepat jika dikatakan sebagai jawaban tepat, atas ribuan pertanyaan seputar eksistensi scene underground Semarang.
Setidaknya itulah yang ingin disampaikan Kancil kepada Indiekasi Radar Jogja, ketika ditemui di lokasi sebelum acara itu di mulai.
Pun ketika persoalan regenerasi itu disinggung, terkait dengan nama SBS yang di kotanya sendiri seolah bagai hantu, nyata atau tidak. Namun jawabannya baru diperoleh Indiekasi Radar Jogja ketika event prestisius itu di buka tepat pukul 19.15 WIB.
"Eventnya bagus, tapi saya kurang tahu siapa Morbiddust, makanya saya penasaran. Saya baru sekali melihat performance mereka beberapa bulan lalu," kata Mahdi, scenester setempat.
Tapi itu tak menjadi soal. Toh, malam itu SBS melalui Morbiddust berhasil menggempur pesimisme yang seolah menjadi bola besi berat yang diikatkan di kaki.
"Sebenarnya kami tidak begitu ambil pusing soal eksistensi, kami (SBS, red) adalah pengamat dan pemikir. Toh cuma masalah waktu saja sampai mata mereka terbuka dan melihat potensi kami," katanya.
Secara keseluruhan, event yang menelan dana swadaya senilai Rp 5 juta itu berjalan lumayan menarik. Sementara gambaran performa Morbiddust, ada pada tiga kata : njawani, menghibur dan santai. Semua tentu terletak pada pembawaan Kancil, vokalis yang terkenal dengan jargonnya : Aku bolomu looohhh, kikuukk..kkiikkkuukk...!
Putrefaction, Scare Monger dan Inpain yang tampil di pertengahan acara, cukup membantu mengangkat mood penonton, apalagi grup band yang ditempatkan di awal acara tampak kedodoran mengimbangi atmosfir yang terbentuk.
Sayang, acara itu kurang mendapat respon dari media lokal setempat. Terbukti hanya beberapa wartawan dari luar kota yang datang dan meliput acara itu. Namun sekali lagi, dasar anak Morbiddust yang legowo, maka tak adanya dukungan dari media setempat tak mematahkan semangat mereka.
"Yang penting kami akan terus berkarya," tukas Kancil. Well, selamat untuk Morbiddust! (cw2)
(published at Radar Jogja - 2008)